Fakta tentang Harry Potter
Kalian suka Harry Potter? mau tau apa aja faktanya? Yuk,baca yang satu ini!
Harry Potter adalah seri tujuh
novel fantasi yang dikarang oleh penulis
Inggris J. K. Rowling. Novel ini mengisahkan tentang petualangan seorang
penyihir remaja bernama
Harry Potter dan sahabatnya,
Ronald Weasley dan
Hermione Granger, yang merupakan pelajar di
Sekolah Sihir Hogwarts. Inti cerita dalam novel-novel ini berpusat pada upaya Harry untuk mengalahkan penyihir hitam jahat bernama
Lord Voldemort, yang berambisi untuk menjadi makhluk abadi, menaklukkan
dunia sihir, menguasai orang-orang non-penyihir, dan membinasakan siapapun yang menghalangi jalannya, terutama Harry Potter.
Sejak dirilisnya novel pertama,
Harry Potter and the Philosopher's Stone (di Indonesia diterbitkan dengan judul
Harry Potter dan Batu Bertuah)
pada tanggal 30 Juni 1997, seri ini telah mendapatkan popularitas
besar, berbagai pujian kritis, dan kesuksesan komersial di seluruh
dunia.
[1] Beberapa kritikus juga melontarkan kritikan negatif, terutama karena temanya yang gelap. Pada Juni 2011, seri ini telah terjual sekitar 450 juta kopi di seluruh dunia, menjadikannya sebagai
novel seri paling laris sepanjang masa, dan telah diterjemahkan ke dalam 67 bahasa.
[2][3] Empat novel terakhir secara berturut-turut mencetak rekor sebagai buku dengan penjualan tercepat dalam sejarah.
Dengan memuat banyak
genre, termasuk
fantasi dan
bildungsroman (dengan unsur
misteri,
thriller,
petualangan, dan
roman), seri ini telah melahirkan banyak makna dan referensi budaya.
[4][5][6][7] Menurut Rowling,
tema utama dalam seri ini adalah
kematian.
[8] Terdapat juga tema lainnya, seperti prasangka dan korupsi.
[9]
Penerbit awal novel-novel
Harry Potter adalah
Bloomsbury di
Britania Raya dan
Scholastic Press di
Amerika Serikat. Di samping itu, seri ini telah diterbitkan oleh berbagai penerbit di seluruh dunia, termasuk Indonesia, yang diterbitkan oleh
Gramedia Pustaka Utama. Keseluruhan novel, dengan novel ketujuh dibagi menjadi dua bagian, telah diadaptasi menjadi delapan
seri film oleh
Warner Bros. Pictures, dan menjadi
film seri paling sukses sepanjang masa. Seri
Harry Potter juga telah menghasilkan berbagai merek dagang yang berhubungan dengan cerita, menjadikan merek
Harry Potter bernilai lebih dari $15 milyar.
[10]
Selain itu, terkait dengan kesuksesan novel dan film-filmnya, Rowling
telah menjadi penulis terkaya sepanjang sejarah kesusasteraan.
[11] Harry Potter juga dijadikan sebagai tema taman hiburan seperti
The Wizarding World of Harry Potter di
Islands of Adventure,
Universal Parks & Resorts.
Novel ini mengisahkan tentang
Harry Potter, seorang anak laki-laki
yatim piatu yang pada usia sebelas tahun mengetahui bahwa ia adalah seorang
penyihir, hidup dalam dunia biasa non-sihir, atau
Muggle.
[12]
Kemampuan sihirnya adalah bawaan dan ia diundang untuk menghadiri
sekolah yang mengajarkan tentang keterampilan dan pengetahuan sihir.
[13] Harry kemudian menjadi pelajar di
Sekolah Sihir Hogwarts,
dan disanalah sebagian besar kisah novel berlangsung. Di Hogwarts,
Harry melalui masa-masa remajanya, ia belajar untuk mengatasi berbagai
masalah yang dihadapinya: sihir, sosial dan emosional, termasuk
permasalahan remaja biasa seperti cinta, persahabatan, dan ujian
sekolah, serta ujian terbesar untuk mempersiapkannya dalam menghadapi
konfrontasi yang ada di depannya.
[14]
Setiap novel mengisahkan tentang satu tahun kehidupan Harry,
[15] dengan peristiwa novel yang berlangsung antara tahun 1991-1998.
[16] Kisah novel ini juga mengandung banyak
kilas balik, yang sering dialami oleh Harry saat melihat kenangan karakter lain melalui benda sihir yang disebut
Pensieve.
Lingkungan pengisahan yang dibuat oleh Rowling benar-benar terpisah
dari realitas, namun masih terkait erat satu sama lainnya. Jika
tanah fantasi Narnia adalah
dunia alternatif dan
Dunia Tengah Lord of the Rings adalah dunia magis, maka dunia sihir
Harry Potter secara paralel ada di dalam dunia nyata yang mengandung versi magis dari unsur-unsur biasa dalam kehidupan sehari-hari. Dalam
Harry Potter, banyak institusi dan lokasi yang dikenali, misalnya
London.
[17] Dunia
Harry Potter
terdiri dari sekumpulan jalan-jalan tersembunyi yang diabaikan manusia
biasa, tempat minum kuno, puri di wilayah sepi, dan kastil terpencil
yang tidak terlihat oleh populasi Muggle.
[13]
Tahun-tahun awal
Model kastil
Hogwarts, tempat Harry mempelajari pendidikan sihir dan menjadi latar tempat hampir di keseluruhan cerita novel.
Dalam bab pertama di novel pertama,
Harry Potter dan Batu Bertuah, dikisahkan bahwa peristiwa yang luar biasa telah terjadi di dunia sihir, suatu peristiwa yang sangat luar biasa, bahkan para
Muggle
melihat tanda-tandanya. Latar belakang mengenai peristiwa luar biasa
ini dan sosok Harry Potter diungkapkan secara bertahap sepanjang seri.
Setelah bab pendahuluan, kisah novel melompat bertahun-tahun kemudian,
saat sebelum ulang tahun kesebelas Harry Potter, dan pada titik ini,
latar belakang Harry Potter mulai terungkap.
Kontak pertama Harry dengan dunia sihir adalah melalui seorang manusia setengah raksasa bernama
Rubeus Hagrid, penjaga dan juru kunci di
Hogwarts. Hagrid mengungkapkan tentang sejarah masa lalu Harry.
[18]
Melalui cerita Hagrid, Harry mengetahui bahwa saat ia bayi, ia
menyaksikan pembunuhan orangtuanya oleh seorang penyihir hitam jahat
bernama
Lord Voldemort, yang kemudian juga berupaya untuk membunuhnya.
[18]
Untuk alasan yang tidak diketahui, mantra yang dilontarkan oleh
Voldemort untuk membunuh Harry berbalik kepadanya. Harry selamat dengan
menyisakan bekas luka berbentuk sambaran petir di dahinya sebagai bukti
atas serangan tersebut, dan Voldemort menghilang. Setelah selamat dari
serangan Voldemort, Harry menjadi seorang legenda hidup dalam dunia
sihir. Namun, atas perintah dari seorang penyihir terhormat dan terkenal
bernama
Albus Dumbledore, Harry yang yatim piatu dititipkan pada kerabat
Muggle nya yang tidak menyenangkan,
keluarga Dursley.
Keluarga Dursley bersedia untuk merawat Harry, namun memutuskan untuk
merahasiakan hal-hal magis darinya dengan harapan bahwa Harry akan
tumbuh "normal".
[18]
Dengan bantuan Hagrid, Harry bersiap untuk menjalani tahun pertamanya
di Hogwarts. Harry pun mulai menjelajahi dunia sihir, pembaca akan
diperkenalkan pada berbagai lokasi utama yang digunakan di sepanjang
seri. Harry bertemu dengan sebagian besar
karakter utama dalam seri, termasuk dua tokoh yang kelak akan menjadi sahabat baiknya:
Ron Weasley, seorang penyihir yang berasal dari keluarga penyihir murni, kuno, namun miskin, dan
Hermione Granger, seorang penyihir cerdas yang berasal dari keluarga non-penyihir atau Muggle.
[18][19] Di Hogwarts, Harry juga bertemu dengan guru ramuan
Severus Snape,
yang menunjukkan kebencian dan ketidaksukaannya pada Harry. Plot buku
pertama diakhiri dengan konfrontasi antara Harry dan Lord Voldemort
untuk kedua kalinya; Voldemort berupaya untuk memperoleh kembali
keabadian dengan cara mendapatkan kekuatan dari
Batu Bertuah, zat yang memberikannya kehidupan yang kekal, dan Harry beserta teman-temannya berusaha untuk menggagalkannya.
[18]
Seri dilanjutkan dengan
Harry Potter dan Kamar Rahasia,
yang mengisahkan tentang tahun kedua Harry di Hogwarts. Harry dan
teman-temannya menyelidiki misteri 50 tahun yang lalu terkait dengan
peristiwa mencekam yang kembali terjadi di sekolah. Adik perempuan Ron,
Ginny Weasley, menjalani tahun pertamanya di Hogwarts, dan menemukan sebuah
buku harian
yang ternyata merupakan buku harian milik Voldemort saat ia masih
bersekolah di Hogwarts. Ginny dikuasai oleh Voldemort melalui buku
hariannya dan menuntunnya untuk membuka jalan ke "Kamar Rahasia",
melepaskan monster kuno yang menyerang para siswa di Hogwarts. Novel ini
menggali tentang sejarah Hogwarts dan legenda seputar Kamar Rahasia.
Untuk pertama kalinya, Harry mengetahui bahwa prasangka rasial mengenai
"darah murni" dan "darah kotor" juga ada dalam dunia sihir, dan bahwa
saat Voldemort berkuasa, penyihir keturunan Muggle atau "berdarah
campuran" sering dijadikan sasaran teror. Harry juga mengetahui bahwa ia
bisa berbicara
Parseltongue (bahasa ular), pemilik kemampuan tersebut sangat jarang dan sering dikaitkan dengan
Ilmu Hitam. Novel ini berakhir setelah Harry menyelamatkan kehidupan Ginny dengan membunuh
Basilisk dan menghancurkan buku harian tersihir yang menjadi sumber masalah.
Novel ketiga,
Harry Potter dan Tawanan Azkaban, mengisahkan tentang tahun ketiga Harry di Hogwarts. Ini adalah satu-satunya novel
Harry Potter yang tidak menampilkan Voldemort dalam ceritanya. Sebaliknya, Harry mengetahui bahwa ia menjadi target
Sirius Black,
seorang pembunuh yang melarikan diri dari penjara sihir, dan diyakini
ikut terlibat dalam kematian orangtua Harry. Setelah Harry dilemahkan
oleh
dementor –
makhluk sihir hitam yang memiliki kekuatan untuk melahap jiwa manusia –
yang ditempatkan di Hogwarts untuk melindungi sekolah, Harry bertemu
dengan
Remus Lupin, guru
Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam yang kemudian terungkap bahwa ia merupakan
manusia serigala.
Lupin mengajarkan Harry langkah-langkah pertahanan tingkat atas
terhadap sihir hitam, terutama dementor, yang umumnya belum dipelajari
oleh siswa seusianya. Harry kemudian mengetahui bahwa Lupin dan Black
dahulunya adalah sahabat ayahnya, dan Black dijebak oleh teman mereka
yang lainnya,
Peter Pettigrew.
[20]
Dalam novel ini, terungkap bahwa tidak satupun guru Pertahanan Terhadap
Ilmu Hitam yang bertahan lebih dari satu tahun ajaran, dan hal ini
selanjutnya berulang dalam novel-novel berikutnya.
Kembalinya Voldemort
Selama tahun keempat Harry di Hogwarts (dikisahkan dalam
Harry Potter dan Piala Api),
Harry secara tidak terduga terpilih sebagai peserta Turnamen Triwizard;
kontes sihir berbahaya di mana Harry harus bersaing melawan
penyihir-penyihir "jagoan" dari sekolah-sekolah sihir lainnya, dan juga
siswa dari Hogwarts sendiri.
[21] Selama turnamen, Harry dipandu oleh Profesor
Alastor "Mad-Eye" Moody, yang kemudian diketahui adalah seorang penipu –salah satu pendukung Voldemort bernama
Barty Crouch, Jr
yang menyamar. Pada titik ini, terjadi pergeseran pengisahan dari yang
sebelumnya hanya berupa firasat, dugaan, dan ketidakpastian, menjadi
suatu konflik terbuka. Rencana Voldemort dengan menyusupkan Crouch ke
dalam turnamen untuk membawa Harry padanya berhasil. Meskipun pada
akhirnya Harry berhasil lolos dari Voldemort,
Cedric Diggory, wakil Hogwarts lainnya dalam Turnamen Triwizard, terbunuh, dan Voldemort kembali memasuki dunia sihir dengan fisik utuh.
Dalam buku kelima,
Harry Potter dan Orde Phoenix,
Harry kembali berhadapan dengan Voldemort yang baru bangkit. Dalam
menanggapi kemunculan Voldemort, Dumbledore kembali mengaktifkan
Orde Phoenix, yaitu perkumpulan rahasia yang bergiat dari rumah keluarga
Sirius Black
yang bertujuan untuk menghadapi pelahap maut Voldemort dan melindungi
siapapun yang menjadi target Voldemort, terutama Harry. Meskipun Harry
dan Dumbledore telah menjelaskan tentang kembalinya Voldemort,
Kementerian Sihir dan kebanyakan masyarakat sihir lainnya menolak mempercayai bahwa Voldemort telah kembali.
[22] Dalam upaya untuk melawan dan mendiskreditkan Dumbledore, Kementerian menunjuk
Dolores Umbridge
sebagai Inkuisitor Agung Hogwarts. Umbridge lalu mengubah Hogwarts
menjadi rezim diktator dan melarang siswa mempelajari cara-cara untuk
mempertahankan diri dalam melawan sihir hitam.
[22]
Harry kemudian membentuk "
Laskar Dumbledore",
sebuah kelompok belajar rahasia di mana Harry bertugas untuk mengajari
teman-temannya keterampilan sihir Pertahanan terhadap Ilmu Hitam tingkat
tinggi yang telah ia pelajari. Harry mengetahui bahwa ada
ramalan penting mengenai dirinya dan Voldemort, dan ramalan inilah yang telah memicu Voldemort untuk membunuh orang tua Harry.
[23]
Harry juga mengetahui bahwa ia dan Voldemort memiliki koneksi yang
tidak diinginkan, dan menyakitkan setiap kali koneksi itu muncul, yang
membuat Harry bisa menyaksikan tindakan Voldemort secara telepati. Dalam
klimaks novel ini, Harry dan teman-temannya bertempur secara langsung
menghadapi
Pelahap Maut.
Meskipun kedatangan tepat waktu para anggota Orde Phoenix menyelamatkan
nyawa Harry dan teman-temannya, Sirius Black terbunuh dalam pertarungan
ini.
[22]
Dalam buku keenam,
Harry Potter dan Pangeran Berdarah Campuran,
Voldemort mulai melancarkan perang terbuka. Di Hogwarts, Harry dan
teman-temannya yang beranjak remaja secara relatif terlindungi dari
bahaya. Mereka terlibat dalam berbagai permasalahan remaja, dan Harry
akhirnya mulai berkencan dengan
Ginny Weasley.
Di awal-awal cerita, Harry menemukan buku ramuan tua yang penuh dengan
coretan dan instruksi-instruksi tidak resmi dari sang pemilik buku yang
misterius; si "Pangeran Berdarah Campuran". Buku ini dengan cepat
menjadi sumber kesuksesan Harry dalam kelas ramuan, namun karena
berbagai mantra ilegal yang tertulis di dalamnya, buku ini juga menjadi
sumber kekhawatiran, terutama dari Hermione. Pada tahun ini, Harry juga
mengikuti pelajaran privat dengan Dumbledore, yang menunjukkan pada
Harry berbagai kenangan tentang kehidupan awal Voldemort. Selama
pelajaran privatnya, terungkap bahwa untuk mempertahankan hidupnya,
Voldemort telah membagi jiwanya menjadi potongan-potongan, menciptakan
serangkaian
horcrux,
benda dengan kekuatan jahat yang tersembunyi di berbagai lokasi, dan
salah satunya adalah buku harian yang dihancurkan Harry dalam buku
kedua.
[24] Musuh Harry yang arogan,
Draco Malfoy,
berusaha untuk membunuh Dumbledore di sepanjang novel. Upaya Malfoy ini
memuncak dengan terbunuhnya Dumbledore oleh Profesor Snape; si
"Pangeran Berdarah Campuran" yang sebenarnya.
Novel terakhir dalam seri,
Harry Potter dan Relikui Kematian,
dimulai langsung setelah peristiwa dalam buku keenam. Voldemort sukses
menguasai dan mengontrol Kementerian Sihir. Harry, Ron, dan Hermione
memutuskan untuk tidak kembali ke Hogwarts dan memulai upaya mereka
untuk menemukan dan menghancurkan
horcrux
Voldemort yang tersisa. Untuk memastikan keselamatan mereka sendiri
serta keluarga dan teman-teman mereka, ketiganya terpaksa mengisolasi
diri mereka di lokasi-lokasi yang tidak terlacak. Dalam petualangan
mereka mencari horcrux, mereka bertiga mengetahui detil tentang masa
lalu Dumbledore, tentang benda lainnya yang disebut
hallow yang
bisa digunakan untuk menangkal horcrux, serta motif Snape yang
sebenarnya – ia bekerja untuk Dumbledore sejak pembunuhan ibu Harry.
Buku ketujuh ini memuncak dalam Pertempuran Hogwarts. Harry, Ron, dan Hermione beserta anggota
Orde Phoenix,
para guru, dan siswa Hogwarts, bertempur untuk mempertahankan Hogwarts
dari Voldemort, Pelahap Mautnya, dan berbagai makhluk gaib. Beberapa
karakter utama tewas dalam pertempuran gelombang pertama. Setelah
mengetahui bahwa ia sendiri adalah horcrux, Harry menyerahkan dirinya
kepada Voldemort, yang melontarkan kutukan maut padanya. Namun, para
pejuang Hogwarts tidak menyerah. Meskipun mereka meyakini bahwa Harry
telah tewas, mereka terus berjuang. Harry, yang sebenarnya berhasil
kembali dari situasi antara hidup dan kematian dan kemudian berpura-pura
mati, akhirnya menghadapi Voldemort, yang semua horcruxnya telah
hancur. Dalam pertempuran berikutnya, Voldemort terbunuh oleh kutukannya
sendiri yang berbalik. Di akhir novel, terdapat sebuah epilog yang
menceritakan tentang kehidupan para karakter yang bertahan hidup dan
keberlangsungan dunia sihir.