Different Types Of Peace Symbol Master of Study : Fakta unik dan menarik tentang Harry Potter

Selasa, 21 Mei 2013

Fakta unik dan menarik tentang Harry Potter

                                              Fakta tentang Harry Potter


Kalian suka Harry Potter? mau tau apa aja faktanya? Yuk,baca yang satu ini!



Harry Potter adalah seri tujuh novel fantasi yang dikarang oleh penulis Inggris J. K. Rowling. Novel ini mengisahkan tentang petualangan seorang penyihir remaja bernama Harry Potter dan sahabatnya, Ronald Weasley dan Hermione Granger, yang merupakan pelajar di Sekolah Sihir Hogwarts. Inti cerita dalam novel-novel ini berpusat pada upaya Harry untuk mengalahkan penyihir hitam jahat bernama Lord Voldemort, yang berambisi untuk menjadi makhluk abadi, menaklukkan dunia sihir, menguasai orang-orang non-penyihir, dan membinasakan siapapun yang menghalangi jalannya, terutama Harry Potter.
Sejak dirilisnya novel pertama, Harry Potter and the Philosopher's Stone (di Indonesia diterbitkan dengan judul Harry Potter dan Batu Bertuah) pada tanggal 30 Juni 1997, seri ini telah mendapatkan popularitas besar, berbagai pujian kritis, dan kesuksesan komersial di seluruh dunia.[1] Beberapa kritikus juga melontarkan kritikan negatif, terutama karena temanya yang gelap. Pada Juni 2011, seri ini telah terjual sekitar 450 juta kopi di seluruh dunia, menjadikannya sebagai novel seri paling laris sepanjang masa, dan telah diterjemahkan ke dalam 67 bahasa.[2][3] Empat novel terakhir secara berturut-turut mencetak rekor sebagai buku dengan penjualan tercepat dalam sejarah.
Dengan memuat banyak genre, termasuk fantasi dan bildungsroman (dengan unsur misteri, thriller, petualangan, dan roman), seri ini telah melahirkan banyak makna dan referensi budaya.[4][5][6][7] Menurut Rowling, tema utama dalam seri ini adalah kematian.[8] Terdapat juga tema lainnya, seperti prasangka dan korupsi.[9]
Penerbit awal novel-novel Harry Potter adalah Bloomsbury di Britania Raya dan Scholastic Press di Amerika Serikat. Di samping itu, seri ini telah diterbitkan oleh berbagai penerbit di seluruh dunia, termasuk Indonesia, yang diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama. Keseluruhan novel, dengan novel ketujuh dibagi menjadi dua bagian, telah diadaptasi menjadi delapan seri film oleh Warner Bros. Pictures, dan menjadi film seri paling sukses sepanjang masa. Seri Harry Potter juga telah menghasilkan berbagai merek dagang yang berhubungan dengan cerita, menjadikan merek Harry Potter bernilai lebih dari $15 milyar.[10] Selain itu, terkait dengan kesuksesan novel dan film-filmnya, Rowling telah menjadi penulis terkaya sepanjang sejarah kesusasteraan.[11] Harry Potter juga dijadikan sebagai tema taman hiburan seperti The Wizarding World of Harry Potter di Islands of Adventure, Universal Parks & Resorts.


Novel ini mengisahkan tentang Harry Potter, seorang anak laki-laki yatim piatu yang pada usia sebelas tahun mengetahui bahwa ia adalah seorang penyihir, hidup dalam dunia biasa non-sihir, atau Muggle.[12] Kemampuan sihirnya adalah bawaan dan ia diundang untuk menghadiri sekolah yang mengajarkan tentang keterampilan dan pengetahuan sihir.[13] Harry kemudian menjadi pelajar di Sekolah Sihir Hogwarts, dan disanalah sebagian besar kisah novel berlangsung. Di Hogwarts, Harry melalui masa-masa remajanya, ia belajar untuk mengatasi berbagai masalah yang dihadapinya: sihir, sosial dan emosional, termasuk permasalahan remaja biasa seperti cinta, persahabatan, dan ujian sekolah, serta ujian terbesar untuk mempersiapkannya dalam menghadapi konfrontasi yang ada di depannya.[14]
Setiap novel mengisahkan tentang satu tahun kehidupan Harry,[15] dengan peristiwa novel yang berlangsung antara tahun 1991-1998.[16] Kisah novel ini juga mengandung banyak kilas balik, yang sering dialami oleh Harry saat melihat kenangan karakter lain melalui benda sihir yang disebut Pensieve.
Lingkungan pengisahan yang dibuat oleh Rowling benar-benar terpisah dari realitas, namun masih terkait erat satu sama lainnya. Jika tanah fantasi Narnia adalah dunia alternatif dan Dunia Tengah Lord of the Rings adalah dunia magis, maka dunia sihir Harry Potter secara paralel ada di dalam dunia nyata yang mengandung versi magis dari unsur-unsur biasa dalam kehidupan sehari-hari. Dalam Harry Potter, banyak institusi dan lokasi yang dikenali, misalnya London.[17] Dunia Harry Potter terdiri dari sekumpulan jalan-jalan tersembunyi yang diabaikan manusia biasa, tempat minum kuno, puri di wilayah sepi, dan kastil terpencil yang tidak terlihat oleh populasi Muggle.[13]

Tahun-tahun awal


Model kastil Hogwarts, tempat Harry mempelajari pendidikan sihir dan menjadi latar tempat hampir di keseluruhan cerita novel.
Dalam bab pertama di novel pertama, Harry Potter dan Batu Bertuah, dikisahkan bahwa peristiwa yang luar biasa telah terjadi di dunia sihir, suatu peristiwa yang sangat luar biasa, bahkan para Muggle melihat tanda-tandanya. Latar belakang mengenai peristiwa luar biasa ini dan sosok Harry Potter diungkapkan secara bertahap sepanjang seri. Setelah bab pendahuluan, kisah novel melompat bertahun-tahun kemudian, saat sebelum ulang tahun kesebelas Harry Potter, dan pada titik ini, latar belakang Harry Potter mulai terungkap.
Kontak pertama Harry dengan dunia sihir adalah melalui seorang manusia setengah raksasa bernama Rubeus Hagrid, penjaga dan juru kunci di Hogwarts. Hagrid mengungkapkan tentang sejarah masa lalu Harry.[18] Melalui cerita Hagrid, Harry mengetahui bahwa saat ia bayi, ia menyaksikan pembunuhan orangtuanya oleh seorang penyihir hitam jahat bernama Lord Voldemort, yang kemudian juga berupaya untuk membunuhnya.[18] Untuk alasan yang tidak diketahui, mantra yang dilontarkan oleh Voldemort untuk membunuh Harry berbalik kepadanya. Harry selamat dengan menyisakan bekas luka berbentuk sambaran petir di dahinya sebagai bukti atas serangan tersebut, dan Voldemort menghilang. Setelah selamat dari serangan Voldemort, Harry menjadi seorang legenda hidup dalam dunia sihir. Namun, atas perintah dari seorang penyihir terhormat dan terkenal bernama Albus Dumbledore, Harry yang yatim piatu dititipkan pada kerabat Muggle nya yang tidak menyenangkan, keluarga Dursley. Keluarga Dursley bersedia untuk merawat Harry, namun memutuskan untuk merahasiakan hal-hal magis darinya dengan harapan bahwa Harry akan tumbuh "normal".[18]
Dengan bantuan Hagrid, Harry bersiap untuk menjalani tahun pertamanya di Hogwarts. Harry pun mulai menjelajahi dunia sihir, pembaca akan diperkenalkan pada berbagai lokasi utama yang digunakan di sepanjang seri. Harry bertemu dengan sebagian besar karakter utama dalam seri, termasuk dua tokoh yang kelak akan menjadi sahabat baiknya: Ron Weasley, seorang penyihir yang berasal dari keluarga penyihir murni, kuno, namun miskin, dan Hermione Granger, seorang penyihir cerdas yang berasal dari keluarga non-penyihir atau Muggle.[18][19] Di Hogwarts, Harry juga bertemu dengan guru ramuan Severus Snape, yang menunjukkan kebencian dan ketidaksukaannya pada Harry. Plot buku pertama diakhiri dengan konfrontasi antara Harry dan Lord Voldemort untuk kedua kalinya; Voldemort berupaya untuk memperoleh kembali keabadian dengan cara mendapatkan kekuatan dari Batu Bertuah, zat yang memberikannya kehidupan yang kekal, dan Harry beserta teman-temannya berusaha untuk menggagalkannya.[18]
Seri dilanjutkan dengan Harry Potter dan Kamar Rahasia, yang mengisahkan tentang tahun kedua Harry di Hogwarts. Harry dan teman-temannya menyelidiki misteri 50 tahun yang lalu terkait dengan peristiwa mencekam yang kembali terjadi di sekolah. Adik perempuan Ron, Ginny Weasley, menjalani tahun pertamanya di Hogwarts, dan menemukan sebuah buku harian yang ternyata merupakan buku harian milik Voldemort saat ia masih bersekolah di Hogwarts. Ginny dikuasai oleh Voldemort melalui buku hariannya dan menuntunnya untuk membuka jalan ke "Kamar Rahasia", melepaskan monster kuno yang menyerang para siswa di Hogwarts. Novel ini menggali tentang sejarah Hogwarts dan legenda seputar Kamar Rahasia. Untuk pertama kalinya, Harry mengetahui bahwa prasangka rasial mengenai "darah murni" dan "darah kotor" juga ada dalam dunia sihir, dan bahwa saat Voldemort berkuasa, penyihir keturunan Muggle atau "berdarah campuran" sering dijadikan sasaran teror. Harry juga mengetahui bahwa ia bisa berbicara Parseltongue (bahasa ular), pemilik kemampuan tersebut sangat jarang dan sering dikaitkan dengan Ilmu Hitam. Novel ini berakhir setelah Harry menyelamatkan kehidupan Ginny dengan membunuh Basilisk dan menghancurkan buku harian tersihir yang menjadi sumber masalah.
Novel ketiga, Harry Potter dan Tawanan Azkaban, mengisahkan tentang tahun ketiga Harry di Hogwarts. Ini adalah satu-satunya novel Harry Potter yang tidak menampilkan Voldemort dalam ceritanya. Sebaliknya, Harry mengetahui bahwa ia menjadi target Sirius Black, seorang pembunuh yang melarikan diri dari penjara sihir, dan diyakini ikut terlibat dalam kematian orangtua Harry. Setelah Harry dilemahkan oleh dementor – makhluk sihir hitam yang memiliki kekuatan untuk melahap jiwa manusia – yang ditempatkan di Hogwarts untuk melindungi sekolah, Harry bertemu dengan Remus Lupin, guru Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam yang kemudian terungkap bahwa ia merupakan manusia serigala. Lupin mengajarkan Harry langkah-langkah pertahanan tingkat atas terhadap sihir hitam, terutama dementor, yang umumnya belum dipelajari oleh siswa seusianya. Harry kemudian mengetahui bahwa Lupin dan Black dahulunya adalah sahabat ayahnya, dan Black dijebak oleh teman mereka yang lainnya, Peter Pettigrew.[20] Dalam novel ini, terungkap bahwa tidak satupun guru Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam yang bertahan lebih dari satu tahun ajaran, dan hal ini selanjutnya berulang dalam novel-novel berikutnya.

Kembalinya Voldemort

"The Elephant House", a small, painted red café where Rowling wrote a few chapters of Harry Potter and the Philosopher's Stone.
"The Elephant House" – kafe di Edinburgh tempat Rowling menulis bab-bab pertama Harry Potter.
Selama tahun keempat Harry di Hogwarts (dikisahkan dalam Harry Potter dan Piala Api), Harry secara tidak terduga terpilih sebagai peserta Turnamen Triwizard; kontes sihir berbahaya di mana Harry harus bersaing melawan penyihir-penyihir "jagoan" dari sekolah-sekolah sihir lainnya, dan juga siswa dari Hogwarts sendiri.[21] Selama turnamen, Harry dipandu oleh Profesor Alastor "Mad-Eye" Moody, yang kemudian diketahui adalah seorang penipu –salah satu pendukung Voldemort bernama Barty Crouch, Jr yang menyamar. Pada titik ini, terjadi pergeseran pengisahan dari yang sebelumnya hanya berupa firasat, dugaan, dan ketidakpastian, menjadi suatu konflik terbuka. Rencana Voldemort dengan menyusupkan Crouch ke dalam turnamen untuk membawa Harry padanya berhasil. Meskipun pada akhirnya Harry berhasil lolos dari Voldemort, Cedric Diggory, wakil Hogwarts lainnya dalam Turnamen Triwizard, terbunuh, dan Voldemort kembali memasuki dunia sihir dengan fisik utuh.
Dalam buku kelima, Harry Potter dan Orde Phoenix, Harry kembali berhadapan dengan Voldemort yang baru bangkit. Dalam menanggapi kemunculan Voldemort, Dumbledore kembali mengaktifkan Orde Phoenix, yaitu perkumpulan rahasia yang bergiat dari rumah keluarga Sirius Black yang bertujuan untuk menghadapi pelahap maut Voldemort dan melindungi siapapun yang menjadi target Voldemort, terutama Harry. Meskipun Harry dan Dumbledore telah menjelaskan tentang kembalinya Voldemort, Kementerian Sihir dan kebanyakan masyarakat sihir lainnya menolak mempercayai bahwa Voldemort telah kembali.[22] Dalam upaya untuk melawan dan mendiskreditkan Dumbledore, Kementerian menunjuk Dolores Umbridge sebagai Inkuisitor Agung Hogwarts. Umbridge lalu mengubah Hogwarts menjadi rezim diktator dan melarang siswa mempelajari cara-cara untuk mempertahankan diri dalam melawan sihir hitam.[22]
Harry kemudian membentuk "Laskar Dumbledore", sebuah kelompok belajar rahasia di mana Harry bertugas untuk mengajari teman-temannya keterampilan sihir Pertahanan terhadap Ilmu Hitam tingkat tinggi yang telah ia pelajari. Harry mengetahui bahwa ada ramalan penting mengenai dirinya dan Voldemort, dan ramalan inilah yang telah memicu Voldemort untuk membunuh orang tua Harry.[23] Harry juga mengetahui bahwa ia dan Voldemort memiliki koneksi yang tidak diinginkan, dan menyakitkan setiap kali koneksi itu muncul, yang membuat Harry bisa menyaksikan tindakan Voldemort secara telepati. Dalam klimaks novel ini, Harry dan teman-temannya bertempur secara langsung menghadapi Pelahap Maut. Meskipun kedatangan tepat waktu para anggota Orde Phoenix menyelamatkan nyawa Harry dan teman-temannya, Sirius Black terbunuh dalam pertarungan ini.[22]
Dalam buku keenam, Harry Potter dan Pangeran Berdarah Campuran, Voldemort mulai melancarkan perang terbuka. Di Hogwarts, Harry dan teman-temannya yang beranjak remaja secara relatif terlindungi dari bahaya. Mereka terlibat dalam berbagai permasalahan remaja, dan Harry akhirnya mulai berkencan dengan Ginny Weasley. Di awal-awal cerita, Harry menemukan buku ramuan tua yang penuh dengan coretan dan instruksi-instruksi tidak resmi dari sang pemilik buku yang misterius; si "Pangeran Berdarah Campuran". Buku ini dengan cepat menjadi sumber kesuksesan Harry dalam kelas ramuan, namun karena berbagai mantra ilegal yang tertulis di dalamnya, buku ini juga menjadi sumber kekhawatiran, terutama dari Hermione. Pada tahun ini, Harry juga mengikuti pelajaran privat dengan Dumbledore, yang menunjukkan pada Harry berbagai kenangan tentang kehidupan awal Voldemort. Selama pelajaran privatnya, terungkap bahwa untuk mempertahankan hidupnya, Voldemort telah membagi jiwanya menjadi potongan-potongan, menciptakan serangkaian horcrux, benda dengan kekuatan jahat yang tersembunyi di berbagai lokasi, dan salah satunya adalah buku harian yang dihancurkan Harry dalam buku kedua.[24] Musuh Harry yang arogan, Draco Malfoy, berusaha untuk membunuh Dumbledore di sepanjang novel. Upaya Malfoy ini memuncak dengan terbunuhnya Dumbledore oleh Profesor Snape; si "Pangeran Berdarah Campuran" yang sebenarnya.
Novel terakhir dalam seri, Harry Potter dan Relikui Kematian, dimulai langsung setelah peristiwa dalam buku keenam. Voldemort sukses menguasai dan mengontrol Kementerian Sihir. Harry, Ron, dan Hermione memutuskan untuk tidak kembali ke Hogwarts dan memulai upaya mereka untuk menemukan dan menghancurkan horcrux Voldemort yang tersisa. Untuk memastikan keselamatan mereka sendiri serta keluarga dan teman-teman mereka, ketiganya terpaksa mengisolasi diri mereka di lokasi-lokasi yang tidak terlacak. Dalam petualangan mereka mencari horcrux, mereka bertiga mengetahui detil tentang masa lalu Dumbledore, tentang benda lainnya yang disebut hallow yang bisa digunakan untuk menangkal horcrux, serta motif Snape yang sebenarnya – ia bekerja untuk Dumbledore sejak pembunuhan ibu Harry.
Buku ketujuh ini memuncak dalam Pertempuran Hogwarts. Harry, Ron, dan Hermione beserta anggota Orde Phoenix, para guru, dan siswa Hogwarts, bertempur untuk mempertahankan Hogwarts dari Voldemort, Pelahap Mautnya, dan berbagai makhluk gaib. Beberapa karakter utama tewas dalam pertempuran gelombang pertama. Setelah mengetahui bahwa ia sendiri adalah horcrux, Harry menyerahkan dirinya kepada Voldemort, yang melontarkan kutukan maut padanya. Namun, para pejuang Hogwarts tidak menyerah. Meskipun mereka meyakini bahwa Harry telah tewas, mereka terus berjuang. Harry, yang sebenarnya berhasil kembali dari situasi antara hidup dan kematian dan kemudian berpura-pura mati, akhirnya menghadapi Voldemort, yang semua horcruxnya telah hancur. Dalam pertempuran berikutnya, Voldemort terbunuh oleh kutukannya sendiri yang berbalik. Di akhir novel, terdapat sebuah epilog yang menceritakan tentang kehidupan para karakter yang bertahan hidup dan keberlangsungan dunia sihir.
{{{box_caption}}}
{{{box_caption}}}
{{{box_caption}}}
{{{box_caption}}}
{{{box_caption}}}



























2 komentar: